Senin, 23 Juli 2012

Kemana Lagu anak-anak?

Miris. Kata terbaik menggambarkan betapa prihatinnya gw sama anak-anak jaman sekarang. Gw adalah anak-anak jaman 1990-an yang menikmati surga penyanyi dan film cilik. Mulai dari Joshua, Trio Kwek Kwek, Cindy Cenora, Agnez Monica, Maissy, Chikita Meidy, dan saudara-sudaranya. Gw adalah penggemar setia Tralala Trilili-nya Agnez dan kak Fery, Dunia Anak, kuis-kuis Joshua Indomilk, tebak lagu
yang “kak Nunuuuuu~”, Si Komo, si Unyil, dan saudara-saudaranya. Tiap minggu, gw selalu mandi pagi untuk nonton Disney World Mickey Mouse-Guffy atau Dalmatians, lanjut marathon Chibi Maruko Chan, Hamtaro, Ninja Hattori, Doraemon, Dragon Ball (gw cuma suka Goku kecil, pas Goku gede nggak sukam berotot men!), Kabutaku, Power Rangers, Bittle Borg, Wedding Peach, Sailor Moon, Anpan Man, Kobo Chan, dan saudara-saudaranya. Sorenya, gw punya Minky Momo, Kera Sakti, dan.. Dunia Dalam Berita..

Tapi sekarang.. 06.00 ngidupin tv, adanya acara gossip, sedikit kartun, lanjut acara music joget kucek-jemur-setrika-pake-kucek-jemur. Abis itu, sudah. Acara untuk anak berakhir disitu.

Malah gw termenung melihat ade terakhir gw,  dia lebih hafal lagu untuk anak dewasa dari pada lagu untuk seusianya... ~.~


gw  : adee ayok nyanyi lagu cicak-cicak di dinding

ade gw  :


cicak-cicak ding ding ding 
( kedengeranya jadi kaya musik dugem)

diam diam merarap 
(ini apa lagi merarap, mungkin punya arti tersendiri)


datang ekor nyamuk 
(serem sekali tiba-tiba ada ekor nyamuk datang de..)



hap ... lalu ditangkap.
(Allhamdullah akhirnya ada juga yang bener liriknya *usapdada)


tapi begitu di suruh nyanyi lagu yang lagi hits, anehnya ade gw bisa..

contoh soundtrack sinetron Putih abu-abu  yang ada di SCT*



Beberapa waktu yang lalu, majalah Bobo sampulnya Cherrybelle.


Di sana sini, tiap iseng minta anak kecil usia balita nyanyi, bukan lagi Pelangi-Pelangi, Bintang Kecil, Lihat Kebunku, Satu-Satu, atau cicak di dinding. Lagu daerah? Jauh lebih langka lagi!

Mana ada gw denger balita atau anak SD nyanyi sendiri dengan Pelangi-pelangi, potong bebek angsa, naik-naik ke puncak gunung, atau burung kakak tua..

Yang ada, mereka nyanyi lagu-lagunya Agnez, Anang, atau band-band yang nggak sanggup lagi gw hapal namanya saking banyaknya.

Nggak susah buat nemu bocah yang nyanyi dengan keywords cinta, putus, cerai, pacar, kangen, benci, selingkuh dan gw pastiin sebenernya mereka gak tau apa yang sebenernya arti dari lagu yang mereka nyanyiin..



Ini sekarang ya, 2012. Gimana ntar 2015? 2020? 2023? wuih! Ngga kebayang gw..

Mangkanya mulai dari sekarang mari kita mencoba mengajak bagi siapa saja yang “berprofesi” sebagai orang tua atau kakak untuk kembali melestarikan lagu anak-anak dan menurunkannya kepada anak-anak mereka agar para anak-anak kita tidak “mengkonsumsi” hiburan yang memang belum waktunya bagi anak-anak kita.